Rombongan mendarat di kota bandar Tuban, tempat mereka berdakwah beberapa lama, sampai Syekh Asmarakandi wafat.
Meski raja menolak masuk Islam, Rahmatullah diberi kebebasan mengajarkan Islam pada warga Majapahit, asal tanpa paksaan. Ali Rahmatullah inilah yang kelak lebih dikenal sebagai Sunan Ampel.
Kemudian ia membangun pesantren, mengikuti model Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
Dua putrinya dari istri yang lain, Nyai Karimah, ia nikahkan dengan dua muridnya yang juga wali. Dalam hal menyikapi adat, Sunan Ampel lebih puritan ketimbang Sunan Kalijaga. Meski menganut mazhab Hanafi, Raden Rahmat sangat toleran pada penganut mazhab lain.
Ajaran dakwah yang dibawanya yang terkenal dan dibawa oleh beberapa wali setelahnya adalah Moh Limo, yang memiliki tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
Raden Rahmat diperlakukan sebagai keluarga keraton Majapahit. Pengunjungnya membludak sampai 10. Di sana, Rahmatullah menyanggupi permintaan raja untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit.
NextNamun, mengenai tanggal wafatnya, tak ada bukti sejarah yang pasti.
Sisa rombongan melanjutkan perjalanan ke Trowulan, ibu kota Majapahit, menghadap Kertawijaya.
NextAsal Usul Sunan Ampel Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat atau Sayyid Ali Rahmatullah.
Setibanya di Ampel, langkah pertama Raden Rahmat adalah membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah. Kedua berdakwah dengan persuasif yang berorientasi pada penanaman akidah islam.
NextYakni Dewi Murtasiah, diperistri Sunan Giri, dan Dewi Mursimah, yang dinikahkan dengan Sunan Kalijaga.